Kamis, 30 Oktober 2014

Cerpen

Kelalaian Membawa Masalah

Suatu ketika aku sedang me-loundry-kan baju, termasuk seragam pramuka. Pada saat itu mbak loundry-nya sedang sakit. Sebut saja namanya mbk Zahwa, karena nama loundry-annya Zahwa. Setiap hari dia pergi kerumah sakit, mungkin untuk mengecek kesehatannya. Pada hari rabu sore, aku menerima SMS dari mbak Zahwa : “Mbak, roknya pramuka di loundy-kan juga nggak? Soalnya disini nggak ada.” Aku jawab : “Iya mbak, kemarin seragamnya pramuka satu setel sama roknya.”  “Sama kerudungnya? Ada celananya juga nggak mbak?” “Ada mbak, celananya warna hitam, ada baju olah raga sama baju warna coklat.”  “Sebelumnya saya minta maaf mbak, selama saya ke rumah sakit loundry-an nya bukan saya yang jaga dan banyak yang tertukar. Kira-kira harganya rok pramuka berapa ya?” “Aduh, nggak tau mbak. Soalnya itu sudah satu paket sama bajunya. Beneran hilang to mbak?” “Sekarang mbak kesini aja, kita beli sama-sama di toko seragam.” “Sekarang nggak bisa mbak, mau les. Hari jumat saya pakai seragam olah raga dulu aja nggak papa mbak.” “Yaudah mbak, sekali lagi saya minta maaf.” “iya nggak papa.” Begitulah percakapanku dengan mbak Zahwa melalui sms. Anehnya pada waktu itu aku nggak merasa bingung ataupun susah karena kehilangan rok, Aku merasa tenang-tenang saja dengan kejadian itu. Padahal bila aku memakai seragam olah raga pada hari jumat dan hari itu bukanlah jadwal olah ragaku pasti banyak tanda tanya oleh teman-temanku. Tetapi aku tetap santai saja menghadapi pertanyaannya, tinggal dijawab saja kalau rokku hilang, gampang kan. Mungkin mereka berfikir kalau ini aneh. Namun no matter to me. Untungnya bukan guru yang tanya. Dan untungnya juga hari sabtu libur karena tahun baru hijriyah.
Kamis sore sepulang sekolah aku mengambil loundry-an di Zahwa. Tempatnya tidak jauh dari kost ku. Lagi-lagi mbak zahwa mengajakku untuk membeli rok pramuka di toko seragam. Tapi hari ini aku juga nggak bisa, karena aku segera pulang kampung karena ada acara keluarga. Dan aku juga nggak tahu kapan akan bisa membeli rok pramuka ini di toko seragam bersama mbak zahwa. Akhirnya mbak zahwa meminta ukuran pinggangku. karena aku nggak tau berapa ukuran pinggangku dan tidak pernah mengukurnya, aku beri contoh rok abu-abuku yang sedang kupakai, yang tadinya aku pakai kini aku lepas dan aku ganti memakai celana olah raga yang baru di loundry ini. Sebenarnya aku merasa nggak enak minta ganti rugi sama mbak zahwa, karena inikan bukan salah dia ataupun salah siapa dan tidak ada yang tau kalau bakal jadi seperti ini. Mbak zahwanya sendiri kan lagi sakit dan bolak balik kerumah sakit. Bukan aku sih yang minta, tapi mbk zahwanya yang ingin ganti rugi. Yaiyalah aku kan konsumen, secara tidak langsung pasti konsumen pasti mengharap ganti rugi pada produser. Tapi mau gimana lagi, saat ini kantongku juga lagi kering.
Hari ini hari jumat. Hari jumat adalah waktu terpendek untuk sekolah. Ketika hari ini datang, semangatku bertambah, karena tidak lama berada di sekolah. Yang biasanya pulang sampai jam setengah empat karena ada bimbel pada hari senin sampai kamis, kini pada hari jumat pulang pada pukul sebelas seperempat. Hehe lumayan bisa tidur siang. Karena besok sabtu libur tahun baru hijriyah, semangatku bertambah dan ingin segera pulang ke rumah. Rasanya kangen dengan suasana rumah, bisa menghirup udara luar yang bebas dan menikmati pemandangan luas, Bukan hanya seperti di kost saja yang hanya bisa menghabiskan waktu di dalam kamar dengan suasana sempit dan memandangi sisi-sisi tembok setiap saat. Ada saja suatu yang menyebalkan!  Pengennya segera santai di rumah. Tetapi ada saja yang membubarkan kesantaian ini. Handphone ku ketinggalan di kost! Baru aja siang hari tiba di rumah, sorenya harus kembali lagi ke kost. Susah juga sih kalau nggak pegang handphone seharipun, pasti kepikiran siapa yang menghubungi. Meskipun sebenarnya nggak ada yang menghubungi, hehe. Yang tadi nya aku berniat bolos untuk les bahasa indonesia di LBB Hexxa, jadi gagal deh bolosnya. Nanggung sih, sudah ke kost gara-gara handphone ketinggalan sayang kalau nggak sekalian les, karena tempat lesku juga deket sama kostku, sayang juga sama bensin dan perjalanannya dari rumah kesini. Mending sekalian les, jadi nggak cuma dapat handphone tapi juga dapat ilmu. Sepulang les aku mampir ke tempat loundry-an. Kata mbak zahwa roknya pramuka sudah dibelikan, jadi aku mampir untuk mengambilnya.
Senin pagi ketika aku mengambil buku di lemari. Tidak sengaja aku melihat lempitan kain berwarna coklat di rak paling bawah. Ku ambil dan kubuka. Ternyata, aaaaaaaa rokku pramuka ada di lemari! Dengan tidak kusangka dan terduga ternyata rok pramuka ku nggak ikut aku loundry-kan. MasyaAllah, tidak lagi kaget namun langsung panas ini kepala. Ini merupakan kesalahan yang fatal sampai membuat rugi dan merepotkan orang. Entah sejak kapan aku menaruh rok itu di lemari rak paling bawah. Aku rasa dulu rok itu terlipat bersama baju dan kerudungnya, dan aku masukkan kedalah kantong plastik hitam lalu aku loundry-kan. Tapi nyatanya rok ini ada didalam sini, di dalam lemari, mungkin dengan tanpa sadar aku meletakkannya disitu, jadi tidak keingat apapun. Ya Tuhan kelalaian ini sangatlah besar. Pikiranku langsung tertuju pada mbak zahwa. Betapa bingungnya bilang ke aku kalau rokku hilang dan betapa repotnya dia mencarikan ganti rugi ketoko seragam. Di tengah-tengah kesehatannya yang terganggu dia bisa cekatan melakukan ini. Tapi ini bukanlah kesalahnnya melainnkan kelalaianku. Dari sini aku merasa kecewa sekali dengan diriku sendiri. Sudah membuat malapetaka dengan kecerobohanku untuk orang yang tidak bersalah. Ketika disekolah, pikiranku terbayang oleh kejadian pagi tadi. Bagaimana aku harus menjelaskan apa adanya yang telah terjadi dengan tidak diikuti kata bohong sedikitpun. Walaupun nantinya harus menanggung resiko karena malu.

Sore hari sepulang sekolah aku berniat untuk segera ngomong ke mbak zahwa tentang kejadian ini. Meskipun ada rasa takut dan malu, tetapi harus bisa jujur! Ketika jalan kaki menuju tempat londry-an, aku memikirkan kata-kata apa yang nanti akan kuucapkan, berfikir dan terus berfikir. Ketika sampai di tempat, ketepatan mbk zahwanya lagi ada di depan dengan seorang pelanggannya. Aku nyamperin dengan sedikit ragu untuk mengeluarkan suara. Saat didepan mbak zahwa, dia langsung menatapku dengan menjinjingkan alisnya seolah-olah bertanya ada apa atau kenapa. Dan kemudian aku membuka pembicaraan dengannya. “Hmm.. mbak rok nya sudah ketemu. Saya malu, ternyata rok pramukanya nggak diikutkan loundry, saya minta maaf mbak. Saya beneran nggak tahu kalau ternyata roknya ada dilemari paling bawah. Saya baru tahu ketika tadi pagi mengambil buku dilemari. Saya minta maaf banget mbak.” Jelasku dengan muka yang bingung-bingung sendiri. “Owalah, yaudah kalau sudah ketemu. Tapi kemarin saya merasa kalo roknya juga ikut di cuci disini, tapi kok setelah itu nggak ada. Aneh ya, masak setan yang mindahin.” Jawabnya dengan wajah yang santai, dan tidak ada rasa marah sedikut pun.  “Yaudah mbak, ini rok nya saya ganti aja, kan sudah terlanjur dibeli. Harganya berapa?” Tanyaku. “Nggak usah, roknya dibawa aja.” Ujarnya. “Ya jangan mbak, ini kan kesalahan saya.” ”Yaudah kalau gitu paroan aja ya.” “Beneran nggak papa mbak?” “Nggak papa, 30 ribu aja”. Sambil mengeluarkan dompet hati ini terasa lega karena maafku diterima oleh mbak zahwa. “Saya minta maaf banget mbak sudah ngrepotin.” Kataku dengan rasa yang begitu bersalah. “Iya nggak apa-apa, kalau belum di pakai roknya bisa dijual lagi ke siapa yang lagi membutuhkan.” Jawabnya dengan tersenyum baik. “Iya terima kasih banyak mbak.” Sahutku dengan meninggalkannya dan meninggalkan tempat itu dan menuju ke tempat lesku. Dijalan menuju tempat les, hah rasanya leeegaaa banget tidak mendapat omelan. Yang tadinya aku mengira bakalan di omelin, ternyata malah dapat suatu kebaikan. Sudah terselesaikan satu masalah ini. Peristiwa ini akan aku jadikan suatu pengalaman agar tidak terulang kembali. Semoga dengan kejadian ini aku lebih bisa disiplin, sehingga tidak gampang lupa dan pastinya terhindar dari kecerobohan yang hanya bisa mendatangkan masalah.