Kelalaian
Membawa Masalah
Suatu ketika
aku sedang me-loundry-kan baju, termasuk seragam pramuka. Pada saat itu mbak
loundry-nya sedang sakit. Sebut saja namanya mbk Zahwa, karena nama
loundry-annya Zahwa. Setiap hari dia pergi kerumah sakit, mungkin untuk
mengecek kesehatannya. Pada hari rabu sore, aku menerima SMS dari mbak Zahwa :
“Mbak, roknya pramuka di loundy-kan juga nggak? Soalnya disini nggak ada.” Aku
jawab : “Iya mbak, kemarin seragamnya pramuka satu setel sama roknya.” “Sama kerudungnya? Ada celananya juga nggak
mbak?” “Ada mbak, celananya warna hitam, ada baju olah raga sama baju warna
coklat.” “Sebelumnya saya minta maaf
mbak, selama saya ke rumah sakit loundry-an nya bukan saya yang jaga dan banyak
yang tertukar. Kira-kira harganya rok pramuka berapa ya?” “Aduh, nggak tau
mbak. Soalnya itu sudah satu paket sama bajunya. Beneran hilang to mbak?”
“Sekarang mbak kesini aja, kita beli sama-sama di toko seragam.” “Sekarang
nggak bisa mbak, mau les. Hari jumat saya pakai seragam olah raga dulu aja nggak
papa mbak.” “Yaudah mbak, sekali lagi saya minta maaf.” “iya nggak papa.”
Begitulah percakapanku dengan mbak Zahwa melalui sms. Anehnya pada waktu itu
aku nggak merasa bingung ataupun susah karena kehilangan rok, Aku merasa
tenang-tenang saja dengan kejadian itu. Padahal bila aku memakai seragam olah
raga pada hari jumat dan hari itu bukanlah jadwal olah ragaku pasti banyak
tanda tanya oleh teman-temanku. Tetapi aku tetap santai saja menghadapi
pertanyaannya, tinggal dijawab saja kalau rokku hilang, gampang kan. Mungkin
mereka berfikir kalau ini aneh. Namun no matter to me. Untungnya bukan guru
yang tanya. Dan untungnya juga hari sabtu libur karena tahun baru hijriyah.
Kamis sore
sepulang sekolah aku mengambil loundry-an di Zahwa. Tempatnya tidak jauh dari
kost ku. Lagi-lagi mbak zahwa mengajakku untuk membeli rok pramuka di toko
seragam. Tapi hari ini aku juga nggak bisa, karena aku segera pulang kampung
karena ada acara keluarga. Dan aku juga nggak tahu kapan akan bisa membeli rok
pramuka ini di toko seragam bersama mbak zahwa. Akhirnya mbak zahwa meminta
ukuran pinggangku. karena aku nggak tau berapa ukuran pinggangku dan tidak
pernah mengukurnya, aku beri contoh rok abu-abuku yang sedang kupakai, yang
tadinya aku pakai kini aku lepas dan aku ganti memakai celana olah raga yang
baru di loundry ini. Sebenarnya aku merasa nggak enak minta ganti rugi sama
mbak zahwa, karena inikan bukan salah dia ataupun salah siapa dan tidak ada
yang tau kalau bakal jadi seperti ini. Mbak zahwanya sendiri kan lagi sakit dan
bolak balik kerumah sakit. Bukan aku sih yang minta, tapi mbk zahwanya yang
ingin ganti rugi. Yaiyalah aku kan konsumen, secara tidak langsung pasti
konsumen pasti mengharap ganti rugi pada produser. Tapi mau gimana lagi, saat
ini kantongku juga lagi kering.
Hari ini
hari jumat. Hari jumat adalah waktu terpendek untuk sekolah. Ketika hari ini
datang, semangatku bertambah, karena tidak lama berada di sekolah. Yang
biasanya pulang sampai jam setengah empat karena ada bimbel pada hari senin
sampai kamis, kini pada hari jumat pulang pada pukul sebelas seperempat. Hehe
lumayan bisa tidur siang. Karena besok sabtu libur tahun baru hijriyah,
semangatku bertambah dan ingin segera pulang ke rumah. Rasanya kangen dengan
suasana rumah, bisa menghirup udara luar yang bebas dan menikmati pemandangan
luas, Bukan hanya seperti di kost saja yang hanya bisa menghabiskan waktu di
dalam kamar dengan suasana sempit dan memandangi sisi-sisi tembok setiap saat.
Ada saja suatu yang menyebalkan!
Pengennya segera santai di rumah. Tetapi ada saja yang membubarkan
kesantaian ini. Handphone ku ketinggalan di kost! Baru aja siang hari tiba di
rumah, sorenya harus kembali lagi ke kost. Susah juga sih kalau nggak pegang
handphone seharipun, pasti kepikiran siapa yang menghubungi. Meskipun
sebenarnya nggak ada yang menghubungi, hehe. Yang tadi nya aku berniat bolos
untuk les bahasa indonesia di LBB Hexxa, jadi gagal deh bolosnya. Nanggung sih,
sudah ke kost gara-gara handphone ketinggalan sayang kalau nggak sekalian les,
karena tempat lesku juga deket sama kostku, sayang juga sama bensin dan
perjalanannya dari rumah kesini. Mending sekalian les, jadi nggak cuma dapat
handphone tapi juga dapat ilmu. Sepulang les aku mampir ke tempat loundry-an.
Kata mbak zahwa roknya pramuka sudah dibelikan, jadi aku mampir untuk
mengambilnya.
Senin pagi
ketika aku mengambil buku di lemari. Tidak sengaja aku melihat lempitan kain
berwarna coklat di rak paling bawah. Ku ambil dan kubuka. Ternyata, aaaaaaaa
rokku pramuka ada di lemari! Dengan tidak kusangka dan terduga ternyata rok
pramuka ku nggak ikut aku loundry-kan. MasyaAllah, tidak lagi kaget namun
langsung panas ini kepala. Ini merupakan kesalahan yang fatal sampai membuat
rugi dan merepotkan orang. Entah sejak kapan aku menaruh rok itu di lemari rak
paling bawah. Aku rasa dulu rok itu terlipat bersama baju dan kerudungnya, dan
aku masukkan kedalah kantong plastik hitam lalu aku loundry-kan. Tapi nyatanya
rok ini ada didalam sini, di dalam lemari, mungkin dengan tanpa sadar aku
meletakkannya disitu, jadi tidak keingat apapun. Ya Tuhan kelalaian ini
sangatlah besar. Pikiranku langsung tertuju pada mbak zahwa. Betapa bingungnya
bilang ke aku kalau rokku hilang dan betapa repotnya dia mencarikan ganti rugi
ketoko seragam. Di tengah-tengah kesehatannya yang terganggu dia bisa cekatan
melakukan ini. Tapi ini bukanlah kesalahnnya melainnkan kelalaianku. Dari sini
aku merasa kecewa sekali dengan diriku sendiri. Sudah membuat malapetaka dengan
kecerobohanku untuk orang yang tidak bersalah. Ketika disekolah, pikiranku
terbayang oleh kejadian pagi tadi. Bagaimana aku harus menjelaskan apa adanya
yang telah terjadi dengan tidak diikuti kata bohong sedikitpun. Walaupun
nantinya harus menanggung resiko karena malu.
Sore hari
sepulang sekolah aku berniat untuk segera ngomong ke mbak zahwa tentang
kejadian ini. Meskipun ada rasa takut dan malu, tetapi harus bisa jujur! Ketika
jalan kaki menuju tempat londry-an, aku memikirkan kata-kata apa yang nanti akan
kuucapkan, berfikir dan terus berfikir. Ketika sampai di tempat, ketepatan mbk
zahwanya lagi ada di depan dengan seorang pelanggannya. Aku nyamperin dengan
sedikit ragu untuk mengeluarkan suara. Saat didepan mbak zahwa, dia langsung
menatapku dengan menjinjingkan alisnya seolah-olah bertanya ada apa atau
kenapa. Dan kemudian aku membuka pembicaraan dengannya. “Hmm.. mbak rok nya
sudah ketemu. Saya malu, ternyata rok pramukanya nggak diikutkan loundry, saya
minta maaf mbak. Saya beneran nggak tahu kalau ternyata roknya ada dilemari
paling bawah. Saya baru tahu ketika tadi pagi mengambil buku dilemari. Saya
minta maaf banget mbak.” Jelasku dengan muka yang bingung-bingung sendiri.
“Owalah, yaudah kalau sudah ketemu. Tapi kemarin saya merasa kalo roknya juga
ikut di cuci disini, tapi kok setelah itu nggak ada. Aneh ya, masak setan yang
mindahin.” Jawabnya dengan wajah yang santai, dan tidak ada rasa marah sedikut
pun. “Yaudah mbak, ini rok nya saya
ganti aja, kan sudah terlanjur dibeli. Harganya berapa?” Tanyaku. “Nggak usah,
roknya dibawa aja.” Ujarnya. “Ya jangan mbak, ini kan kesalahan saya.” ”Yaudah
kalau gitu paroan aja ya.” “Beneran nggak papa mbak?” “Nggak papa, 30 ribu
aja”. Sambil mengeluarkan dompet hati ini terasa lega karena maafku diterima
oleh mbak zahwa. “Saya minta maaf banget mbak sudah ngrepotin.” Kataku dengan
rasa yang begitu bersalah. “Iya nggak apa-apa, kalau belum di pakai roknya bisa
dijual lagi ke siapa yang lagi membutuhkan.” Jawabnya dengan tersenyum baik.
“Iya terima kasih banyak mbak.” Sahutku dengan meninggalkannya dan meninggalkan
tempat itu dan menuju ke tempat lesku. Dijalan menuju tempat les, hah rasanya
leeegaaa banget tidak mendapat omelan. Yang tadinya aku mengira bakalan di
omelin, ternyata malah dapat suatu kebaikan. Sudah terselesaikan satu masalah
ini. Peristiwa ini akan aku jadikan suatu pengalaman agar tidak terulang
kembali. Semoga dengan kejadian ini aku lebih bisa disiplin, sehingga tidak
gampang lupa dan pastinya terhindar dari kecerobohan yang hanya bisa mendatangkan masalah.